SAROLANGUN - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sarolangun, M
Saihu melapor balik ke Polres Sarolangun atas kasus pencemaran nama
baik.
Ini terkait adanya laporan tentang dirinya yang diduga
melakukan penganiayaan terhadap seorang kakek bernama M Amin (81),
warga RT 04 Dusun Sukomulyo, Desa Pelawan, Kecamatan Pelawan, Jumat
(19/10) lalu.
Dalam laporannya, politisi asal PDI Perjuangan
ini merasa difitnah, sehingga langsung membuat laporan balik. "Itu
fitnah, saya tadi pagi telah membuat laporan di Polres Sarolangun atas
pencemaran nama baik saya," ujar Saihu yang mengaku sedang dalam
perjalanan ke Jawa, Senin (22/10).
Saihu menyatakan, laporan
tersebut dibuat mengetahui adanya pemberitaan di media massa bahwa
dirinya dilaporkan ke polisi atas dugaan penganianyaan terhadap seorang
kakek.
"Saya terkejut, tadi pagi keponakan datang ke rumah
dan membawa sebuah koran yang isinya tentang pemberitaan saya
menganianya seorang kakek. Saya inikan anggota dewan lho. Masuk akal
tidak kalau saya memukul warga. Apalagi warga tersebut sudah lanjut
usia," tegas Saihu.
Menurutnya, kasus yang dilaporkan tersebut juga sebagian politik kelas kecil.
Sementara itu, Kapolres Sarolangun, AKBP Satria Adhy Permana melalui
Kasat Reskrim, AKP Sahlan Umagapi yang dikonfirmasi mengiyakan adanya
laporan balik yang dilayangkan Saihu. Katanya, dalam laporan itu,
terlapor adalah M Amin atas dugaan pencemaran nama baik.
"Laporan balik dari M Syaihu juga sudah kita terima. Ia mengaku
difitnah dan menuntut atas pencemaran nama baiknya," ujar Syahlan.
Lanjutnya, pihak kepolisian akan menindaklanjuti laporan sesuai dengan
prosedur hukum yang berlaku, baik laporan dari M Amin dan juga laporan
balik yang dibuat Saihu.
Seperti diketahui, pihak keluarga M
Amin melaporkan Wakil Ketua DPRD Sarolangun, M Saihu ke Polres pada
Jumat (19/10) lalu. Berdasarkan Rina, peristiwa tersebut bermula dari
kemarahan Saihu yang melihat ada kayu melintang di jalan. Sementara,
jalan tersebut tempat lalu lintas kendaraan truk yang menuju lokasi
tambang galian C miliknya.
Kayu tersebut memang sengaja
dipasang Rina, anak perempuan Amin dengan tujuan agar kendaraan tidak
melaju kencang (ngebut). Tetapi, ini membuat Saihu tersinggung karena
disangka menghalang-halangi usaha miliknya. Setelah terlibat cekcok, M
Amin yang berada di depan tokonya, terkena sasaran luapan emosi Saihu.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !